Jumat, 24 Februari 2012

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM BERPRESTASI


PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
DALAM BERPRESTASI

A.  Kemandirian Belajar
1.  Pengertian Kemandirian Belajar
Pengertian kemandirian belajar akan didefinisikan secara integral dari pengertian kemandirian dan pengertian belajar.
a. Pengertian Kemandirian
Menurut Herman Holstein kemandirian adalah sikap mandiri yang inisiatifnya sendiri mendesak jauh ke belakang setiap pengendalian asing yang membangkitkan swakarsa tanpa perantara dan secara spontanitas yakni ada kebebasan bagi keputusan, penilaian, pendapat, pertanggung jawaban tanpa menggantungkan orang lain.[1]
Konsep kemandirian belajar bertumpu pada prinsip bahwa individu yang belajar hanya akan sampai kepada perolehan hasil belajar, mulai keterampilan, pengembangan penalaran, pembentukan sikap sampai kepada penemuan diri sendiri, apabila ia mengalami sendiri dalam proses perolehan hasil belajar tersebut.[2]
Kemandirian (kematangan pribadi) dapat didefinisikan sebagai keadaan kesempurnaan dan keutuhan kedua unsur (budi dan akal) dalam kesatuan pribadi. Dengan perkataan lain, manusia mandiri adalah pribadi dewasa yang sempurna.[3]
Menurut Brawer yang dikutip oleh M Chabib Thoha mengartikan kemandirian adalah suatu perasaan otonom. Sikap kemandirian menunjukkan adanya konsistensi organisasi tingkah laku pada seseorang,

sehingga tidak goyah, memiliki self reliance atau kepercayaan diri sendiri.[4] Seseorang yang mempunyai sikap mandiri harus dapat mengaktualisasikan secara optimal dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain.
b. Pengertian Belajar
Menurut Muhibbin Syah belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.[5]
Cronbach berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Drs. Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.[6]
Menurut Dr. Musthofa Fahmi belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah suatu aktivitas atau usah yang disengaja dan menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru berkenaan dengan aspek psikis dan fisik yang relatif bersifat konstan.[7]  
Dari pengertian tersebut dapat diambil pengertian kemandirian belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang merupakan hasil dari pengalaman dan latihan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Dalam bertinglah laku mempunyai kebebasan membuat keputusan, penilaian pendapat serta bertanggung jawab tanpa menggantungkan kepada orang  lain.

2. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar
Berdasarkan pengertian kmandirian belajar tersebut, maka ciri-ciri kemandirian belajar dapat dikenali. Dalam bukunya, Chabib Thoha mengutip pendapatnya Brawer bahwa ciri-ciri perilaku mandiri adalah :[8]
a.       Seseorang mampu mengembangkan sikap kritis terhadap kekuasaan yang datang dari luar dirinya. Artinya mereka tidak segera menerima begitu saja pengaruh orang lain tanpa dipikirkan terlebih dahulu segala kemungkinan yang akan timbul.
b.      Adanya kemampuan untuk membuat keputusan secara bebas tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Sedangkan Spancer dan Koss, merumuskan ciri-ciri perilaku mandiri sebagai berikut :
a.       Mampu mengambil inisiatif.
b.      Mampu mengatasi masalah.
c.       Penuh ketekunan.
d.      Memperoleh kepuasan dari hasil usahanya.
e.       Berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orng lain.
Apabila berdasarkan pendapat tersebut dicermati secara mendalam akan nampak rumusan-rumusan tentang ciri-ciri kemandirian belajar sebagai berikut :
a.       Mampu berpikir secara kritis, kreatif dan inovatif.
b.      Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
c.       Tidak lari atau menghindari masalah.
d.      Memecahkan masalah dengan berpikir yang mendalam.
e.       Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.
f.       Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain.
g.      Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan.
h.      Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri.
  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar sebagaimana belajar pada umumnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Muhibbin Syah, menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa secara global yaitu :
a.       Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
b.      Faktor eksternal (Faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c.       Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.[9]
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar di bagi menjadi dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal.[10]
1.      Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri pelajar. Faktor ini dibedakan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu :
a)  Faktor-faktor non sosial
Yang termasuk faktor ini sangat banyak jumlahnya yakni meliputi faktor-faktor yang berasal dari luar selain manusia, misalnya : keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi/siang/ malam), tempat (letak, gedung), alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, buku-buku, alat peraga).
b)  Faktor-faktor sosial
Yang dimaksud faktor-faktor sosial disini adalah faktor manusia (sesama manusia) baik manusia itu hadir (ada) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar. Misalnya kalau satu kelas muridnya sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap di samping kelas, atau seseorang sedang belajar di kamar, satu atau dua orang hilir mudik keluar masuk kamar belajar itu, dan sebagainya.
2.   Faktor Internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar. Faktor ini di golongkan menjadi dua, yaitu :
1)  Faktor Fisiologis
Faktor ini dibedakan dalam dua macam, yaitu :
a.       Keadaan tonus jasmani pada umumnya. Keadaan tonus akan dapat mempengaruhi kegiatan belajar, seperti kekerungan gizi dapat menyebabkan seseorang itu kurang bersemangat dalam belajar.
b.      Keadaan fungsi jasmani tertentu, yang dimaksud di sini adalah kurang berfungsinya indra seseorang yang indranya atau salah satunya akan berpengaruh dalam kegiatan belajar.
2)  Faktor psikologis
Yang dimaksud faktor ini diantaranya adalah motif, sikap, perhatian, bakat, tanggapan, pengamatan, minat dan intelegensi. Selain itu menurut N. Frandien sebagaimana yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata sebagai berikut :
a.       Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
b.      Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.
c.       Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman.
d.      Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi.
e.       Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran.
f.       Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.




4. Pengaruh Kemandirian Belajar Siswa Dalam Berprestasi

Kemandirian belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang merupakan hasil dari pengalaman dan latihan diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Dalam bertinglah laku mempunyai kebebasan membuat keputusan, penilaian pendapat serta bertanggung jawab tanpa menggantungkan kepada orang  lain.
Anak yang memiliki kemandirian yang kuat tidak akan mudah menyerah. Sikap kemandirian dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tingkah laku. Dengan adanya perubahan tingkah laku maka anak juga memiliki peningkatan dalam berfikir, menganggap bahwa dalam belajar
 harus bisa mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain terus dan juga tidak menggantungkan belajar dari guru saja, tapi belajar juga bisa dari media cetak, elektronik, alam, atau yang lainnya.
Kepribadian seorang anak yang memiliki ciri kemandirian berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya. Hal ini bisa terjadi karena anak mulai dengan kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri secara sadar, teratur dan disiplin berusaha dengan sungguh‑sungguh untuk mengejar prestasi belajar, mereka tidak  merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah yang muncul.
Seseorang memiliki minat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran maka, ia akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai prestasi belajarnya. Seseorang itu boleh dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena ia merasa membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya.
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan tanpa terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat dari dalam, yang lebih utama semisal kemandirian maupun dari luar yang tak kalah pentingnya.
Pada proses pelaksanaannya dititik beratkan pada pembiasaan siswa agar nantinya dapat mandiri dalam berbagai hal yang menyangkut kebiasaan manusia sekaligus hubungan kepada Allah SWT, dalam arti melaksanakan ajaran-ajaran Islam baik berupa perintah maupun berupa larangan.
Secara formal waktu belajar adalah mulai dari jam 07.00 sampai jam 13.00 WIB. Selama proses pembelajaran biasanya guru menggunakan beberapa metode diantaranya, berupa ceramah, demontrasi, tanya jawab, atau cerita-cerita hikmah yang mencoba mengajak siswa untuk berbuat baik (persuasif) dengan pendekatan emosional, rasional dan fungsional.
Dalam kenyatannya proses pembelajaran diharapkan mampu mendapatkan prestasi belajar yang baik, namun ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, semisal tingkat kemandirian siswa itu sendiri dalam belajar. Anak yang memiliki kemandirian yang kuat tidak akan mudah menyerah. Sikap kemandirian dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tingkah laku. Dengan adanya perubahan tingkah laku maka anak juga memiliki peningkatan dalam berfikir, menganggap bahwa dalam belajar harus bisa mandiri tanpa mengandalkan bantuan dari orang lain terus dan juga tidak menggantungkan belajar dari guru saja, tapi belajar juga bisa dari media cetak, elektronik, alam, atau yang lainnya.
Kepribadian seorang anak yang memiliki ciri kemandirian berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya. Hal ini bisa terjadi karena anak mulai dengan kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri secara sadar, teratur dan disiplin berusaha dengan sungguh‑sungguh untuk mengejar prestasi belajar, mereka tidak  merasa rendah diri dan siap mengatasi masalah yang muncul. Kemandirian belajar yang dimilki setiap anak didik diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar serta menambah semangat mereka dalam mempelajari ilmu pengetahuan, terutama ilmu agama.



[1] Herman Holstein, Murid belajar Mandiri, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1986, hlm. 23.
[2] Umar Tirtaraharja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm.50.
[3] J.I.G. Drost, S.J, Sekolah Mengajar atau Mendidik?, Kanisius, Yogyakarta, 2004, hlm. 39.
[4] M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996, hlm. 121.
[5]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hlm. 91.
[6] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 13.
[7] Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 34.
[8] M. Chabib Thoha, Op. cit, hlm. 122-124.
[9] Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 132.
[10] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 233-237.

2 komentar:

  1. Assalamualikum, mohon untuk meng copy artikelnya, terimakasih mudah-mudahan Allah Swt yang membalasnya. Aamiin.

    BalasHapus
  2. Rasa dalam pembelajaran NKRI GO...Nasionalisme; kemandirian, Religiusitas, Integritas dan Gotong royong...semoga bermanfaat utk kita

    BalasHapus