KORELASI AL QUR’AN DAN AL HADITS DALAM TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN MODERN
A. PENDAHULUAN
sejak awal kehidupan manusia di planet ini, manusia selalu
berusaha untuk
memahami Alam, tempatnya sendiri dalam skema Penciptaan dan Tujuan dari Hidup itu
sendiri. Dalam pencarian Kebenaran, mencakup berabad-abad dan peradaban yang
beragam, agama telah membentuk kehidupan manusia dan ditentukan untuk sebagian
besar, jalannya sejarah.
Sementara beberapa agama memiliki didasarkan pada buku, diklaim oleh penganut
mereka untuk diilhami ilahi, lain telah mengandalkan hanya pada
pengalaman manusia. Al-Qur’an, sumber utama iman Islam, adalah sebuah buku
diyakini oleh Muslim, untuk menjadi asal benar-benar Ilahi. Muslim juga percaya bahwa berisi panduan bagi
seluruh umat manusia.
Karena pesan dari Al-Qur’an adalah diyakini untuk semua waktu, itu harus relevan dengan
setiap usia. Apakah Qur’an lulus tes ini? Dalam buku ini, saya
berniat untuk memberikan analisis obyektif keyakinan Islam tentang asal
al-Quran Ilahi, dalam terang didirikan penemuan-penemuan ilmiah. Ada waktu, dalam sejarah peradaban dunia, ketika
‘keajaiban’, atau apa yang dianggap mukjizat, didahulukan atas alas an manusia dan logika.
Tapi bagaimana kita mendefinisikan istilah ‘mukjizat’? Sebuah
keajaiban adalah sesuatu yang berlangsung dari normal hidup dan umat
manusia yang tidak memiliki penjelasan. Namun, kita harus
berhati-hati sebelum kita menerima sesuatu sebagai keajaiban. Sebuah artikel di “The
Times of India di Mumbai, pada tahun 1993 melaporkan” bahwa suci ‘dengan nama’ Pilot Baba
mengklaim telah tinggal terus menerus tenggelam di bawah air di tangki
selama tiga hari berturut-turut dan malam. Namun, wartawan ketika ingin
memeriksa dasar tangki air di mana ia mengaku telah melakukan
ini ‘ajaib’ cinta, ia menolak untuk membiarkan mereka melakukannya.
Dia berargumen dengan meminta untuk bagaimana seseorang bisa
memeriksa rahim seorang ibu yang melahirkan seorang anak. The
‘Baba’ menyembunyikan sesuatu. Itu adalah gimmick hanya untuk
mendapatkan publisitas Tentunya, tidak ada manusia modern.
Sukar untuk
dibayangkan manusia modern hidup tanpa menggunakan produk-produk sains dan
teknologi. Keperluan hidup harian manusia modern mulai dari makan, minum,
tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat transportasi, sampai alat-alat
komunikasi, alat-alat hiburan,kesehatan dan semua aspek kehidupan manusia tidak
terlepas daripada menggunakan produk sains dan teknologi.
Kita mengakui bahwa
sains dan teknologi memang telah mengambil
peranan penting dalam pembangunan tamadun atau peradaban material
manusia. Penemuan-penemuan sains dan teknologi telah memberikan
bermacam-macam kemudahan pada manusia. Alasan inilah yang
melatar belakangi
kami untuk menulis makalah berjudul seni dan iptek menurut kajian islam. Makalah
ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Agama dan Etika Islam
kami. Untuk penjelasan lebih lanjut akan kami bahas dalam bab-bab selanjutnya.
B.PENGERTIAN AL-QUR’AN
Mempelajari Al-Qur’an hukumnya adalah fardhu kifayah,
namun untuk
membacanya memakai ilmu
tajwid secara baik dan benar
merupakan fardhu’ Ain, kalau terjadi kesalahan dalam membaca Al- Qur’an maka termasuk
dosa. Untuk menghindari dari dosa tersebut, kita dituntut untuk selalu belajar Al-Qur’an
pada ahlinya. Di sisi lain, kalau kita membaca Al-Qur’an tidak mempunyai dasar riwayat
yang jelas dan sempurna,
maka bacaan kita dianggap kurang utama, bahkan bisa tidak sah yang kita baca itu.101 Dalam hal ini,
perlu dijelaskan dalil-dalil tentang pentingnya mempelajari (belajar) Al-Qur’an dan
mengajarkannya. Diantaranya
adalah firman Allah,
Artinya: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu.
dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya”. (Qs. al-
Maidah:67)102
Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa
adalah prestasi membaca Al-Qur’an siswa SMA melalui sejumlah materi tes membaca Al-Qur’an yang
dilakukan secara one by
one oleh guru.
Al-Qur’anul Karim adalah kalam
Allah SWT yang diturunkan
kepada Rasulullah SAW, termasuk ibadah bagi orang yang membacanya, dibatasi oleh
beberapa surrah, orang orang yang memindahkan bacaannya kepada kita merupakan pemindahan bacaan
yang mutawatir (bersambung
sanadnya sampai Rasululullah).
Al-Qur’anul
Karim ini adalah kitab yang jelas, pembeda antara yang hak (benar) dan yang batil (tidak
benar), yang diturunkan dari Yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji, yang merupakan mukjizat
kekal selama-lamanya
yang berlaku untuk semua zaman dari masa (waktu), yang diwariskan Allah kepada bumi dan
orang-orang yang ada di
dalamnya. Menurut
Ash Shabuniy dalam Study Ilmu Al-Qur’an, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingnya
(mukjizat) diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril
Alaihis Salam dimulai surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan An-Naas, dan ditulis dalam
mushaf-mushaf yang disampaikan
kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu
ibadah.
Manna
Khalil Al-Qattan dalam Study Ilmu-ilmu Qur’an, menyatakan Al-Qur’an adalah Kalam atau
firman yang diturunkan Kepada
Nabi Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah. Jika dilihat
dari definisi
Al-Qur’an yang diungkapkan oleh tokoh di atas, nampak saling melengkapi antara satu sama lainnya
tanpa mengurangi
perbedaan tersebut. Al-Qur’an
tersebut terdiri atas 114 surat dengan jumlah ayat sebanyak 6251 ayat. Ayar-ayat yang turun
sebelum Nabi Hijrah di sebut
Makiyyah yang meliputi sekitar dua pertiga dari keseluruhan surat Al- Qur’an. Sementara
ayat ayat yang
turun setelah Nabi Hijrah ke Madinah
C. PENGERTIAN HADITS
Kata "Hadits"
atau al-hadits menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu yang
baru), lawan kata dari al-qadim (sesuatu yang lama). Kata hadits juga
berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan
dari seseorang kepada orang lain. Kata jamaknya, ialah al-hadist.
Secara
terminologi, ahli hadits dan ahli ushul berbeda pendapat dalam memberikan
pengertian hadits. Di kalangan ulama hadits sendiri ada juga beberapa definisi
yang antara satu sama lain agak berbeda. Ada yang mendefinisikan hadits, adalah
: "Segala perkataan Nabi SAW, perbuatan, dan hal
ihwalnya". Ulama hadits menerangkan bahwa yang termasuk "hal
ihwal", ialah segala pemberitaan tentang Nabi SAW, seperti yang berkaitan
dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya.
Ulama ahli hadits yang lain merumuskan pengertian hadits dengan :
"Segala
sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir,
maupun sifatnya".
Ulama hadits yang lain juga mendefiniskan hadits sebagai berikut : "Sesuatu
yang didasarkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir,
maupun sifatnya".
Dari ketiga pengertian tersebut, ada kesamaan dan perbedaan para ahli hadits
dalam mendefinisikan hadits. Kasamaan dalam mendefinisikan hadits ialah
hadits dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik perkataan maupun perbuatan. Sedangkan perbedaan mereka terletak pada penyebutan terakhir dari perumusan definisi hadits. Ada ahli hadits yang menyebut hal ihwal atau sifat Nabi sebagai komponen hadits, ada yang tidak menyebut. Kemudian ada ahli hadits yang menyebut taqrir Nabi secara eksplisit sebagai komponen dari bentuk-bentuk hadits, tetapi ada juga yang memasukkannya secara implisit ke dalam aqwal atau afal-nya.
dalam mendefinisikan hadits. Kasamaan dalam mendefinisikan hadits ialah
hadits dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik perkataan maupun perbuatan. Sedangkan perbedaan mereka terletak pada penyebutan terakhir dari perumusan definisi hadits. Ada ahli hadits yang menyebut hal ihwal atau sifat Nabi sebagai komponen hadits, ada yang tidak menyebut. Kemudian ada ahli hadits yang menyebut taqrir Nabi secara eksplisit sebagai komponen dari bentuk-bentuk hadits, tetapi ada juga yang memasukkannya secara implisit ke dalam aqwal atau afal-nya.
Sedangkan ulama Ushul, mendefinisikan hadits sebagai berikut :
"Segala
perkataan Nabi SAW. yang dapat dijadikan dalil untuk penetapan hukum
syara".
Berdasarkan
rumusan definisi hadits baik dari ahli hadits maupun ahli ushul, terdapat
persamaan yaitu ; "memberikan definisi yang terbatas pada sesuatu yang
disandarkan kepada Rasul SAW, tanpa menyinggung-nyinggung prilaku dan ucapan
shabat atau tabi’in. Perbedaan mereka terletak
pada cakupan definisinya. Definisi dari ahli hadits mencakup segala sesuatu
yang disandarkan atau bersumber dari Nabi SAW, baik berupa perkataan,
perbuatan, dan taqrir. Sedangkan cakupan definisi hadits ahli ushul hanya
menyangkut aspek perkataan Nabi saja yang bisa dijadikan dalil untuk menetapkan
hukum syara
D.
DEFINISI TEKNOLOGI
Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya
adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material
dan proses
yang menolong manusia
menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia,
teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik.
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan
dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun jika pada kenyataannya
teknologi malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu Pengetahuan?
Kata teknologi sering menggambarkan
penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang
baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan
yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi. Teknologi didefinisikan
sebagai paduan sempurna antara ilmu (science), rekayasa (engineering),
seni (art), dan ekonomi.
Dalam dunia ekonomi, teknologi dilihat dari
status pengetahuan
kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi
produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi).
Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan
teknik kita meningkat.
1. Teknologi
Menurut Islam
Islam,
agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka syariatnya bukan saja
mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun
dan membina peradaban, bahkan
mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk
hidup bahagia di dunia inimanusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di
akhirat punmanusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di
akhirat,manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita mesti menuntut ilmu, baikilmu
untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawakebahagiaan di akhirat.
Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntutilmu ini. Rasulullah SAW pernah
bersabda:
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka
waktu tertentu, ia mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad.Ini
diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya :
Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad
Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari.
Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar
angan-angan manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya :
penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini
dengan adanya telpon, hand phone, faksimili, internet, dapat sampai ke tujuan
hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui
TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di
permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat
manusia di seluruh duniadalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang
komunikasi,perkembangan dalam bidang lainpun seperti material, alat-alat
transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lainlain
begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah
mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material atau lahiriah
manusia.
Allah berfirman dalam Al Qur’an yang maksudnya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi sertasilih bergantinya malam
dan siang, terdapat tanda-tanda(Kebesaran Allah) bagi kalangan ulul albab.
Yaitu merekayang hatinya selalu bersama Allah di waktu berdiri, dudukdan dalam
keadaan berbaring dan memikirkan tentangpenciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), Ya Tuhan kami,tidaklah Engkau menciptakan ini semua dengan
sia-sia,Maha Suci Engkau, maka perliharalah kami dari azabneraka.(QS Al Imron
190-191)
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan
pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih
merasakan kebesaran, kehebatan dan keagunganNya.Betapa hebatnya alam ciptaan
Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya mengetahui,
maka sudah tentu Mahahebat lagi Allah yang menciptakannya.
E.PENUTUP
1. Kesimpulan
Teknologi
dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan
manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta berdasarkan niat dan tujuan dari si
pencipta teknologi tersebut. Bila sebuah teknologi dapat diciptakan dengan
tujuan yang baik, maka tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan sekitar. Sehingga teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi para
penggunanya. Dalam penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu
dalam menganalisis dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari
teknologi tersebut.
2. Saran
v Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk
apapun, lebih baik untuk mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan
dari teknologi tersebut.
v Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan
diri sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi ligkungan sekitar, atau dengan
kata lain, lingkungan di mana populasi-populasi berada.
v Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap
Allah SWT, diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan
koridor-koridor Islam, sehingga tidak menjadi suatu yang mudharat.
v Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi,
lebih baik tidak ada sesuatu yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang
teknologi tersebut. Baik dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya,
dan lain sebagainya.