KONSEP
DASAR DAN TENIK SUPERVISI PENDIDIKAN
DALAM
RANGKA
PENGEMBANGAN SUBER DAYA MANUSIA
BAB
I
MENGAPA SUPERVISI PENDIDIKAN
ITU
PERLU?
Pendidikan
adalah usaha sadar yang sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sember daya
manusia.
Uraian
berikut ini untuk menjawab pertanyaan, mengapa guru-guru memerlukan pelayanan
supervisi pendidikan. Pertanyan pokok itu meliputi:
A.
Pentingmya
pengembangan sumberdaya manusia.
B.
Perlunya
supervisi pengembangan pendidikan.
C.
Apa yang harus
ditingkatkan dan di kembangkan.
A.
Pentingmya Pengembangan Sumberdaya Manusia.
Di
penghujung abad kedua puluh dan memasuki milenium ketiga yang ditandai engan
era globalisasi, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Termasuk sumber daya pendidikan.
Yang
menjadi fokus bahasan dalam uraian ini ialah sumber daya manusia, khusus
ketenagaan pendidikan, yaitu guru. Berbagai usaha perbaikan dan peningkatan
kualitas guru baik melalui lembaga pendidikan maupun melali penataran
pendidikan dan latihan. Semua usaha itu mengarah kepada pengadaan tenaga guru
yang profesional. Guru yang profesional memiliki ciri-ciri antara lain:
1.
Memiliki
kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan mengajar.
2.
Memiliki rasa
tanggung jawab, yaitu yaitu memiliki komitmen dan kepedulian kepada tugasnya.
3.
Memiliki rasa
kesejawatan dan menghayati tugasnya sebagai suatu karier serta menjunjung
tinggi kode etik jabatan guru.
B.
Perlunya Supervisi Pengembangan Sumberdaya Guru.
Seperti
yangtelah dijelaskan terdahu sumber daya guru itu bertumbuh dan berkembang,
maka berikut ini akan dijelaskan mengapa guru sebagai salah satu konponen
sumberdaya pendidikan memerlukan bantuan supervisi.perlunya supervisi
pengembangan sumberdaya guru dapat dikaitkan dari dua sudut pandang.
Pertumbuhan dari dalam diri guru itu sendiri. Dalam diri guru itu ada sesuat
kekuatan untuk berkembang suatu elan vital (tenaga hidup) ( Bergson dalam Harun
hadiwijono, 1993). Atau vitalitas hidup (Chairil Anwar, 1995). Dorongan asasi
terungkap dalam daya berfikir abstrak, imajinatif dan kreatif, serta komitmen
dan kepedulian kebanyakan dorongan ini sulit ditampakkan pada orang seseorang
dalam memilih menjadi guru. Ini disebabkan daya tarik dari jabatan guru tidak
menjanjikan suatu harapan yang menarik. Pertumbuhan yang di dorong karena
faktor eksternal, yang kadang kala menjadi faktor pendorong, tapi seringkali
menjadi kendala dalam melakuakan tugas didiknya. Sebenarnya perlunya bantuan
supervisi penddikan itu berakar mendalamd alam kehidupan masyarakat. Berbagai
kajian teoritis menunjukkan latar belakang perlunya supervisi itu. Dalam
bukunya supervision of intruction – foundalation and dimension (1961).
Swearingen
mengungkapkan latar belakang perlunya supervisi terletak berakar mendalam dalam
kebutuhan riil masyarakat. Ia menyebutkan sejumlah latar belakang sebagai
berikut:
1.
Latar belakang
kultural
2.
Latar belakang
fisolofis
3.
Latar belakang
psikologis
4.
Latar belakang
sosial
5.
Latar belakang
sosiologis
6.
Latar belakng
pertumbuhan jabatan
C.
Apa yang harus ditingkatkan dan di kembangkan.
Sejarah
supervisi di negara maju seperti Amerika mula-mula supervisi di arahkan untuk
memperbaiki pengajaran. Perbaikan pengajaran harus di mulai dengan pembnaan dan
pengembangan kurikulum yang menjadi sumber materi sajian pelajaran. Kemudian
sepervisi diarahkan untuk mengembangkan sumberdaya manusia, yaitu guru. Jadi
yang perlu ditingkatkat ialah potensi sumberdaya guru, baik yang bersifat
personal maupun yang bersifat profesional.
BAB
II
KONSEP
DASAR SUPERVISI
PENDIDIKAN
Yang
dibahas dalam bab ini ialah: 1. Apakah supervisi itu, 2. Apakah tujuannya,
prinsip, dan fungsi, peran serta objek kajian sepervisi. Ini berhubungan dengan
pemahaman konsep dasar supervisi pendidikan.
A.
Apakah supervisi itu?
Ada
bermacam-macam konsep supervisi. Secara historial di kelas mula-mula diterapkan
konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam
pengertian mencari kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Prilaku supervisi
tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk
menemukan kesalahan. Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan
mereka bekerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan. Kemudian
berkembang supervisi yang bersifat ilmiah, ialah:
1.
Sistematis,
artinya dilaksanakan secara teratur, terencana dan kontinu.
2.
Objektif dalam
pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan
tafsiran.
3.
Menggunakan
alat pencatat yang dapat membirikan informasi sebagai umpan balik untuk
mengadakan penilaian terhadap proses pembelajar. Makin maju hasil-hasil
penelitian dibidang pendidikan telah membantu berubahnya berbagai pendekatan
dalam supervisi pendidikan.
Seorang
supervisi yang baik memiliki 5 ketrampilan dasar, yaitu:
1.
Keterampilan
dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.
2.
Keterampilan
dalam proses kelompok.
3.
Keterampilan
dalam kepemimipinan pendidikan.
4.
Keterampilan
dan mengatur personalia sekolah.
5.
Keterampilan dalam
evaluasi (kimball wiles, 1955).
Dalam buku kimball wiles yang
direvisi oleh Jonh T. Lovel, dijelaskan supervisipengajaran dianggap sebagai
sistem tingkah laku formal, yan dipersiapkan oleh lembaga untuk mencapai
interaksi dengan sistem prilaku mengajar dengan cara memelihara, mengubah dan
memperbaiki rencana serta aktualisasi kesempatan belajar sisiwa. Uraian tentang
supervisi pengajaran yang di sebutkan diatas berfokus pada:
1.
Perilaku
superfisor.
2.
Dalam membantu
guru-guru.
3.
Dan tujuan
akhirnya untuk mengangkat harapan belajar siswa.
B.
Tujuan supervisi pendidkan.
Seperti yang telah di jelaskan, kata
kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan pada guru-guru. Maka
tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang di lakukan guru di kelas. Bukan saja memperbaiki
kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. Pendapat
ini sesuai dengan apa di kemukakan oleh Olive bahwa sasaran (domin) supervisi
pendidikan ialah:
1.
Mengembangkan
kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2.
Meningkatkan
proses belajar mengajar di sekolah.
3.
Mengembangkan
seluruh staf di sekolah.
Ketiga
sasaran ini dapat dijabarkan lebih terperinci lagi.
C.
Prinsip supervisi pendidikan
Masalah yang dihadapi dalam
melaksanakan supervsi di lingkungan masarakat ialah bagaimana cara mengubah
pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstuktif dan
kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru
merasa aman dan merasa diterima sebagai objek yang dapat berkembang semdiri.
Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif.
Bila demikian, maka prinsi supervisi yang dilaksanakan adalah:
1.
Prinsip ilmiah
(scientifik)
2.
Prinsip
demokratis
3.
Prinsip
kerjasama
4.
Prinsip
konstruktif dan kreatif
D.
Fungsi supervisi pendidikan
Fungsi utama superfisi pendidikan ditunjukkan pada perbaikan dan
peringatan kualitas pengajaran. Baik franseth jane, maupun Ayer (dalam
encyclopedia of educational research: Chester Harris, 1958:1442) menemukan
bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada
sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.
Fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik(Burton dan
Brukner 1955: 3). Sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi
bukan memperbaiki pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi,
dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru. Dengan perkataan lain yang
diungkapkan Kimball Wiles bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki situasi
belajar mengajar dalam artian yang luas. Menurutnya situasi belajar mengajar di
sekolah dapat diperbaiki bila supervisior dan/atau pemimpin pendidikan memiliki
lima keterampilan dasar, seperti yang telah di uraikan di atas. Ada analisis
yang lebih luas seperti yang di bahas oleh Swearingen dalam bukunya supervision
of intruksion – foundasion and demension
(1961). Ia mengemukakan 8 fungsi supervisi:
1.
Mengkoordinasi
semua usaha sekolah.
2.
Memperlengkapi
semua kepemimpinan sekolah.
3.
Memper luas
pengalaman guru-guru.
4.
Menstimulasi
usaha-usaha yang kreatif.
5.
Memberi
fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
6.
Menganalisis
situasi belajar mengajar.
7.
Memberikan
pengetahuan dan ktrampilan kepada setiap anggota staf.
8.
Memberikan
wawasan yang lebih luas dan intregasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan
dan meningkatkan kemampuan mengajar guru.
E.
Peran supervisi pendidikan.
Supervisi berfungsi membantu (assiting) memberi suport (supporting)
dan mengajak mengikut sertakan (sharing)
Kimball Wiles, 1955. Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan
supervision itu. Peran itu tampak dalam kinerja supervisior yang melaksanakan
tugasnya. Mengenai peran supervisi dapat dikemukakan berbagai pendapat para
ahli. Seorang supervisior dapat berperan sebagai:
1.
Koordinator.
2.
Konsultan
3.
Pemimpin
kelompok.
4.
Evaluator.
(Peter F. Olivia, 1976: 19-20).
F.
Objek supervisi pendidikan.
Sudah dijelaskan di muka bahwa objek pengkajian supervisi ialah
perbaikan situasi belajar mengajar dalam arti yang luas. Sedangkan Olivia dalam
bukunya supervision for today’s schools menggunakan istilah domain. Ia
mengemukakan sasaran supervisi pendidikan meliputi tiga domain yaitu:
1.
Memperbaiki
pengajaran.
2.
Mengembangkan
kurikulum.
3.
Pengembangan
staf.
Saya
melihat objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
1.
Pembinaan
kurikulum.
2.
Perbaikan
proses pembelajaran
3.
Pengembangan
staf.
4.
Pemeliharaan
dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru.
BAB
III
MODEL,
PENDEKATAN, DAN TEKNIK-TEKNIK
SUPERVISI
PENDIDIKAN
Bab ini membahas model, pendekatan dan teknik supervisi pokok utama
yang di bahas meliputi:
A.
Pengembangan
model supervisi
Yang
dimaksud dengan model dalam uraian ini ialah suatu pola, contoh: acuan dari
supervisi yang diterapkan. Ada bergai model yang berkembang.
1.
Model
konvisional
Model
ini tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada saat
kekuasaan yang otoriter dan feodal, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang
otokrat dan korektif. Pemimpin cendrung mencari kesalahan. Prilaku supervisi
ialah mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan. Kadang kadang bersifat
memata-matai.
2.
Model ilmiah
Supervisi
yang bersifat ilmiah memiliki ciri ciri sebagai berikut:
a)
Dilaksanakan
secara berencana dan kontinu.
b)
Sistematis dan
menggunakan prosedur.
c)
Menggunakan
instrumen pengmpulan data.
d)
Ada data yang
objektif yang di peroleh dari keadaan yang riil
3.
Model klinis
Supervisi klink
adalah bentuk supervisi yang di fokuskan pada peningkatan mengajar dengan
melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis
yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan
mengadakan perubahan dengan cara yang rasional
4.
Model artistik
Mengajar
adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu ktrampilan (skill),
tapi mengajar juga suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar supervisi
juga sebagai kegiatan mendidik dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu
pengetahuan, suatu keterampilan juga suatu kiat.
B.
Pendekatan
supervisi pendidikan
Pendekatan
yang di gunakan dalam mempersiapkan supervisi modern ddasarkan pada
prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi
sangat bergantung kepada prototipe guru. Ada satu paadikma yang di kemukakan
setiap guru memiliki dua kemampuan dasar, yaitu berpkir abstrak dan komitmen serta
kepedulian.
1.
Pendekatan
langsung (direktif)
Yang
dimaksudkan dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah,
yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arah langsung. Sudah tentu
prilaku supervisor lebih domain. Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan
prilaku supervisor seperti berikut ini:
a)
Menjelaskan
b)
Menyajikan
c)
Mengarahkan
d)
Memberi contoh
e)
Menetapkan
tolak ukur
f)
menguatkan
2.
Pendekatan
non-direktif
Yang dimaksud
pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap
permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Prilaku supervisor tidak langsung
menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa
yang dikumukakan oleh guru-guru. Ia memberi kesempatan kepada guru sebanyak
mungkin untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Prilaku supervisor
dalam pendekatan non-direktif adalah sebagai berikut:
a)
Mendengarkan
b)
Memberi
penguatan
c)
Menjelaskan
d)
Menyajikan
e)
Memecahkan
masalah
3.
Pendekatan
kolaboratif
Yang di maksud
pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan
derektif dan non- direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini
baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur,
proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang
dihadapi guru. Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi mognitif. Prilaku
supervisor adalah sebagai berikut:
a)
Menyajikan
b)
Menjelaskan
c)
Mendengarkan
d)
Memecahkan
masalah
e)
Negosiasi
C.
Teknik-teknik
supervisi pendidikan
Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber
daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat (device) dan teknik
supervisi.
Umumnya alat dan teknk supervisi dapat di bedakan dalam dua macam
alat/teknik. (John Minor Gwyn, 1963: 326-327). Teknik yangbersifat individual,
yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik
yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari
satu orang.
1.
Supervisi yang
bersifat individual
a)
Perkunjungan
kelas
b)
Observasi kelas
c)
Percakapan
pribadi
d)
Inter-visitasi
e)
Penyeleksi
sebagai sumber materi untuk mengajar
f)
Menilai diri
sendiri
2.
Teknik supervisi
yang bersifat kelompok
Yang
dimaksud dengan teknik-teknik supervisi kelompok ialah, teknik-teknik yang
digunakan itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru
dalam satu kelompok.
1)
Pertemuan
Orientasi bagi guru baru (0rientation meeting for new teacher)
Pertemuan itu
ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengajar guru-guru
untuk untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan
saja guru baru tapi juga seluruh staf guru.
2)
Panita
penyelenggara
Suatu kegiatan
bersama biasany perlu diorganisasikan. Untuk mengorgansasi suatu tugas bersama
ditunjuk beberapa orang penanggung jawab pelaksana. Para pelaksana yang
dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas kita sebut panitia penyelanggara.
Panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah kepadanya.
Banyak mendapat pengalaman dalam mengerti cara dalam usaha mencapai tujuan,
pengalaman dalam mengerti cara kerjasama dengan orang lain, pengalaman yang
berhubungan dengan tugas yang di bebankan. Berdasarkan pengalaman pengalaman
itu guru-guru dapat bertambah dan bertumbuh dalam profesi mengajarnya.
3)
Rapat guru
Rapat guru
banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya, jenis kegiatannya, tujuan
maupun orang-orang yang menghadirinya. Pada uraian iniakan di bahas rapat guru
sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar dan
mengajar.
BAB
IV
USAHA-USAHAMEMBINA
DAN
MENGEMBANGKAN POTENSI
SUMBER DAYA GURU DALAM
PROFESI
MENGAJAR
Bab ini menbahas usaha-usaha membina
dan mengembangkan potensi sember daya guru dalam profesi mengajar. Pokok-pokok
masalah yang di bahas antara lain:
A.
Masalah-masalah
umum yang di hadapi dalam tugas mengajar dan mendidik
Supervisi yang
diberikan kepada guru-guru dalam tugas mengajar dan mendidik sampai ini masih
bersifat umum. Oleh karena itu supervisi yang diberikan disebut supervisi yang
umum (general supervision). Yang dibicarakan mennyangkut masalah kegiatan
belajar mengajar yang bersifat umum.
1.
Membantu guru
dalam menterjemahkan kurikulum dari pusat kedalam bahasa belajar mengajar.
Yang
dimaksud dengan kurikulum ialah sejumlah pengalaman belajar yang dirancangkan
di bawah tanggung jawab sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang telah
di tetapkan. Pengalaman belajar dan kegiatan belajar serta pokok-pokok bahasan
biasanya merupakan garis-garis besar program pengajaran, disingkat GBPP.
Kurikulum yang kita kenal sampai saat ini adalah kurikulum 1975, kurikulum
1984, kurikulum 1994, dan mungkin akan ada kurikulum yang baru yang akan
diberlakukan pada masa reformasi ini.
Sejak
tahun 1975, kita telah memperoleh pengalaman dalam pelaksanaan kurikulum
ditingkat pendidikan dasar dan menengah umum. Dalam melaksanakan kurikulum
1975, yang disusun dengan pedoman pelaksanaan yang lengkap, kita dapat mencatat
beberapa pengalaman berharga. Misalnya kurikulum 1975 menganut pendekatan
sistem yang disebut PPSI (prosedur pengembangan sistem instruksional) dan
berorientasi pada tujuan. Guru-guru dilatih dan dibina dalam memlih pokok-pokok
bahasan yang akan di ajarkan dan dibiasakan untuk menyusus satuan pelajaran.
2.
Membantu guru
dalam meningkatkan program belajar mengajar.
Usaha
meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, perlu pemahaman
ulang, mengajar tidak sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar dikutahui
subjek didik, tetapi mengajar harus diartikan menolong si pelajar agar dapat
belajar. Mengajar berarti usaha menolong si pelajar agar mampu memahami
konsep-konsep dan dapat menerapkan konsep yang dipahami. Selain itu mengajar
harus dipersiapkan dengan baik. Guru perlu menyediakan waktu untuk mengadakan
persiapan yang matang termasuk persiapan batin. Guru-guru dimotivasi agar
selalu berusaha untuk merancangka apa yang akan disajikan . mempersiapkan dri
agar tampil dalam mengajar dan menilai dengan tepat serta bertanggung jawab
atas tugas mengajarnya.
B.
Masalah-Masalah
Umum Yang Di Hadapi Guru
Yang dibahas
dalam hal in ialah:
1.
Kesulitan dalam
mengjarkan bidang studi.
2.
Masalah pribadi
yang berperaruh terhadap semangat kerja guru.
3.
Masalah yang
dihadapi pada tiap jenjang sekolah SD, SLTP, DAN SMU.
1.
Membantu guru
dalam menghadapi kesulitan dalam mengajarkan bidang studi.
Menghadapi
masalah khusus seperti ini kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor dapat
menggunakan orang sumber (resource person). Orang sumber itu boleh seorang guru
kunci (key teacher) yang sudah dibina di tingkat nasional atau orang sumber
dari perguruan tinggi termasuk IKIP.
2.
Membantu guru
dalam memecahkan masalah-masalah pribadi yang berpengaruh terhadap kualitas
kerja.
Sebagai manusia
biyasa guru-guru juga sering mempunyai masalah-masalah pribadi. Masalah pribadi
berpengaruh besar terhadap ketenangan kerja. Perlu ketenagan sebagai syarat
untuk menigkatkan prestasi kerja. Bila kebutuhan psikologis tidak memenuhi maka
kurang bergairah dalam berkerja secara psikologis apa yang diharapkan guru dan atasan langsung
agar mereka bergairah. Ada delapan hal yang diharapkan guru dari atasannya
menurut Kimball Wiles.
a.
Rasa aman dan
hidup layak.
b.
Kondisi kerja
yang menyenangkan.
c.
Rasa diikut
sertakan.
d.
Perlakuan yang
wajar dan jujur.
e.
Rasa mampu
f.
Pengakuan dan
penghargaan atas prestasi
g.
Ikut ambil
bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah
h.
Memperoleh
kesempatan untuk mempertahankan self respect
3.
Membantu guru
dalam memecahkan masalah khusus di tiap tingkat mulai dari SD sampai di SMU
1.
seperti yang
dihadapkan Gwyn di sekolah dasar di Indonesia pun mengalami masalah yang sama.
Yang menjadikan masalah di tingakat SD ialah bagaimana meletakkan dasar
pemahaman konsep tentang apa dalam bahasa inggris disebut, three R/s, yang
mencakup reading(membaca), writing(menulis), dan aritmatika(matematika).
2.
Masalah yang
dihadapi di tingkat SLTP
Disamping
mengalam kesulitan dalam menguasahi konsep bidang tertentu seperti ilmu-ilmu
eksakta, juga kesulitan dalam bahasa asing. Selain penguasaan bidang studi
tersebut juga kesulitan mengahadapi siswa SLTP yang berada pada umur pra-remaja
dan saat akan memasuki usia remaja.
3.
Masalah yang
dihadapi siswa SMU.
Yang menjadi
masalah ialah mempersiapkan mereka untuk masuk dalam dunia perguruan tinggi.
Siswa SMU memusatkan diri untuk masuk perguruan tinggi. Yang di persiapkan
ialah untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar