Jumat, 02 Maret 2012

KONSEP DASAR DAN TENIK SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SUBER DAYA MANUSIA






KONSEP DASAR DAN TENIK SUPERVISI PENDIDIKAN
DALAM RANGKA
 PENGEMBANGAN SUBER DAYA MANUSIA


BAB I
 MENGAPA SUPERVISI PENDIDIKAN
ITU PERLU?

Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sember daya manusia.
Uraian berikut ini untuk menjawab pertanyaan, mengapa guru-guru memerlukan pelayanan supervisi pendidikan. Pertanyan pokok itu meliputi:
A.    Pentingmya pengembangan sumberdaya manusia.
B.     Perlunya supervisi pengembangan pendidikan.
C.     Apa yang harus ditingkatkan dan di kembangkan.

A.    Pentingmya Pengembangan Sumberdaya Manusia.
Di penghujung abad kedua puluh dan memasuki milenium ketiga yang ditandai engan era globalisasi, semua bangsa berusaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Termasuk sumber daya pendidikan.
Yang menjadi fokus bahasan dalam uraian ini ialah sumber daya manusia, khusus ketenagaan pendidikan, yaitu guru. Berbagai usaha perbaikan dan peningkatan kualitas guru baik melalui lembaga pendidikan maupun melali penataran pendidikan dan latihan. Semua usaha itu mengarah kepada pengadaan tenaga guru yang profesional. Guru yang profesional memiliki ciri-ciri antara lain:
1.      Memiliki kemampuan sebagai ahli dalam bidang mendidik dan mengajar.
2.      Memiliki rasa tanggung jawab, yaitu yaitu memiliki komitmen dan kepedulian kepada tugasnya.
3.      Memiliki rasa kesejawatan dan menghayati tugasnya sebagai suatu karier serta menjunjung tinggi kode etik jabatan guru.

B.     Perlunya Supervisi Pengembangan Sumberdaya Guru.
Seperti yangtelah dijelaskan terdahu sumber daya guru itu bertumbuh dan berkembang, maka berikut ini akan dijelaskan mengapa guru sebagai salah satu konponen sumberdaya pendidikan memerlukan bantuan supervisi.perlunya supervisi pengembangan sumberdaya guru dapat dikaitkan dari dua sudut pandang. Pertumbuhan dari dalam diri guru itu sendiri. Dalam diri guru itu ada sesuat kekuatan untuk berkembang suatu elan vital (tenaga hidup) ( Bergson dalam Harun hadiwijono, 1993). Atau vitalitas hidup (Chairil Anwar, 1995). Dorongan asasi terungkap dalam daya berfikir abstrak, imajinatif dan kreatif, serta komitmen dan kepedulian kebanyakan dorongan ini sulit ditampakkan pada orang seseorang dalam memilih menjadi guru. Ini disebabkan daya tarik dari jabatan guru tidak menjanjikan suatu harapan yang menarik. Pertumbuhan yang di dorong karena faktor eksternal, yang kadang kala menjadi faktor pendorong, tapi seringkali menjadi kendala dalam melakuakan tugas didiknya. Sebenarnya perlunya bantuan supervisi penddikan itu berakar mendalamd alam kehidupan masyarakat. Berbagai kajian teoritis menunjukkan latar belakang perlunya supervisi itu. Dalam bukunya supervision of intruction – foundalation and dimension (1961).
Swearingen mengungkapkan latar belakang perlunya supervisi terletak berakar mendalam dalam kebutuhan riil masyarakat. Ia menyebutkan sejumlah latar belakang sebagai berikut:
1.      Latar belakang kultural
2.      Latar belakang fisolofis
3.      Latar belakang psikologis
4.      Latar belakang sosial
5.      Latar belakang sosiologis
6.      Latar belakng pertumbuhan jabatan

C.    Apa yang harus ditingkatkan dan di kembangkan.
Sejarah supervisi di negara maju seperti Amerika mula-mula supervisi di arahkan untuk memperbaiki pengajaran. Perbaikan pengajaran harus di mulai dengan pembnaan dan pengembangan kurikulum yang menjadi sumber materi sajian pelajaran. Kemudian sepervisi diarahkan untuk mengembangkan sumberdaya manusia, yaitu guru. Jadi yang perlu ditingkatkat ialah potensi sumberdaya guru, baik yang bersifat personal maupun yang bersifat profesional.
BAB II
KONSEP DASAR SUPERVISI
PENDIDIKAN

Yang dibahas dalam bab ini ialah: 1. Apakah supervisi itu, 2. Apakah tujuannya, prinsip, dan fungsi, peran serta objek kajian sepervisi. Ini berhubungan dengan pemahaman konsep dasar supervisi pendidikan.

A.    Apakah supervisi itu?
Ada bermacam-macam konsep supervisi. Secara historial di kelas mula-mula diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Prilaku supervisi tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan. Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka bekerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan. Kemudian berkembang supervisi yang bersifat ilmiah, ialah:
1.      Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, terencana dan kontinu.
2.      Objektif dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan tafsiran.
3.      Menggunakan alat pencatat yang dapat membirikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajar. Makin maju hasil-hasil penelitian dibidang pendidikan telah membantu berubahnya berbagai pendekatan dalam supervisi pendidikan.
Seorang supervisi yang baik memiliki 5 ketrampilan dasar, yaitu:
1.      Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan.
2.      Keterampilan dalam proses kelompok.
3.      Keterampilan dalam kepemimipinan pendidikan.
4.      Keterampilan dan mengatur personalia sekolah.
5.      Keterampilan dalam evaluasi (kimball wiles, 1955).
            Dalam buku kimball wiles yang direvisi oleh Jonh T. Lovel, dijelaskan supervisipengajaran dianggap sebagai sistem tingkah laku formal, yan dipersiapkan oleh lembaga untuk mencapai interaksi dengan sistem prilaku mengajar dengan cara memelihara, mengubah dan memperbaiki rencana serta aktualisasi kesempatan belajar sisiwa. Uraian tentang supervisi pengajaran yang di sebutkan diatas berfokus pada:
1.      Perilaku superfisor.
2.      Dalam membantu guru-guru.
3.      Dan tujuan akhirnya untuk mengangkat harapan belajar siswa.

B.     Tujuan supervisi pendidkan.
            Seperti yang telah di jelaskan, kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan pada guru-guru. Maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang di lakukan guru di kelas. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. Pendapat ini sesuai dengan apa di kemukakan oleh Olive bahwa sasaran (domin) supervisi pendidikan ialah:
1.      Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.
2.      Meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah.
3.      Mengembangkan seluruh staf di sekolah.
Ketiga sasaran ini dapat dijabarkan lebih terperinci lagi.

C.    Prinsip supervisi pendidikan
            Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervsi di lingkungan masarakat ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstuktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi dimana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai objek yang dapat berkembang semdiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Bila demikian, maka prinsi supervisi yang dilaksanakan adalah:
1.      Prinsip ilmiah (scientifik)
2.      Prinsip demokratis
3.      Prinsip kerjasama
4.      Prinsip konstruktif dan kreatif
D.    Fungsi supervisi pendidikan
Fungsi utama superfisi pendidikan ditunjukkan pada perbaikan dan peringatan kualitas pengajaran. Baik franseth jane, maupun Ayer (dalam encyclopedia of educational research: Chester Harris, 1958:1442) menemukan bahwa fungsi utama supervisi ialah membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan.
Fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik(Burton dan Brukner 1955: 3). Sedangkan Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan memperbaiki pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru. Dengan perkataan lain yang diungkapkan Kimball Wiles bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki situasi belajar mengajar dalam artian yang luas. Menurutnya situasi belajar mengajar di sekolah dapat diperbaiki bila supervisior dan/atau pemimpin pendidikan memiliki lima keterampilan dasar, seperti yang telah di uraikan di atas. Ada analisis yang lebih luas seperti yang di bahas oleh Swearingen dalam bukunya supervision of  intruksion – foundasion and demension (1961). Ia mengemukakan 8 fungsi supervisi:
1.      Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2.      Memperlengkapi semua kepemimpinan sekolah.
3.      Memper luas pengalaman guru-guru.
4.      Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5.      Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
6.      Menganalisis situasi belajar mengajar.
7.      Memberikan pengetahuan dan ktrampilan kepada setiap anggota staf.
8.      Memberikan wawasan yang lebih luas dan intregasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru.

E.     Peran supervisi pendidikan.
Supervisi berfungsi membantu (assiting) memberi suport (supporting) dan mengajak mengikut sertakan  (sharing) Kimball Wiles, 1955. Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan supervision itu. Peran itu tampak dalam kinerja supervisior yang melaksanakan tugasnya. Mengenai peran supervisi dapat dikemukakan berbagai pendapat para ahli. Seorang supervisior dapat berperan sebagai:
1.      Koordinator.
2.      Konsultan
3.      Pemimpin kelompok.
4.      Evaluator.
(Peter F. Olivia, 1976: 19-20).

F.     Objek supervisi pendidikan.
Sudah dijelaskan di muka bahwa objek pengkajian supervisi ialah perbaikan situasi belajar mengajar dalam arti yang luas. Sedangkan Olivia dalam bukunya supervision for today’s schools menggunakan istilah domain. Ia mengemukakan sasaran supervisi pendidikan meliputi tiga domain yaitu:
1.      Memperbaiki pengajaran.
2.      Mengembangkan kurikulum.
3.      Pengembangan staf.

Saya melihat objek supervisi di masa yang akan datang mencakup:
1.      Pembinaan kurikulum.
2.      Perbaikan proses pembelajaran
3.      Pengembangan staf.
4.      Pemeliharaan dan perawatan moral serta semangat kerja guru-guru.






BAB III
MODEL, PENDEKATAN, DAN TEKNIK-TEKNIK
SUPERVISI PENDIDIKAN

Bab ini membahas model, pendekatan dan teknik supervisi pokok utama yang di bahas meliputi:
A.    Pengembangan model supervisi
Yang dimaksud dengan model dalam uraian ini ialah suatu pola, contoh: acuan dari supervisi yang diterapkan. Ada bergai model yang berkembang.
1.      Model konvisional
Model ini tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada saat kekuasaan yang otoriter dan feodal, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan korektif. Pemimpin cendrung mencari kesalahan. Prilaku supervisi ialah mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan. Kadang kadang bersifat memata-matai.
2.      Model ilmiah
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri ciri sebagai berikut:
a)      Dilaksanakan secara berencana dan kontinu.
b)      Sistematis dan menggunakan prosedur.
c)      Menggunakan instrumen pengmpulan data.
d)     Ada data yang objektif yang di peroleh dari keadaan yang riil
3.      Model klinis
Supervisi klink adalah bentuk supervisi yang di fokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional
4.      Model artistik
Mengajar adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu ktrampilan (skill), tapi mengajar juga suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar supervisi juga sebagai kegiatan mendidik dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu pengetahuan, suatu keterampilan juga suatu kiat.
B.     Pendekatan supervisi pendidikan
Pendekatan yang di gunakan dalam mempersiapkan supervisi modern ddasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi sangat bergantung kepada prototipe guru. Ada satu paadikma yang di kemukakan setiap guru memiliki dua kemampuan dasar, yaitu berpkir abstrak dan komitmen serta kepedulian.
1.      Pendekatan langsung (direktif)
Yang dimaksudkan dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah, yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arah langsung. Sudah tentu prilaku supervisor lebih domain. Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan prilaku supervisor seperti berikut ini:
a)      Menjelaskan
b)      Menyajikan
c)      Mengarahkan
d)     Memberi contoh
e)      Menetapkan tolak ukur
f)       menguatkan
2.      Pendekatan non-direktif
Yang dimaksud pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Prilaku supervisor tidak langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dahulu mendengarkan secara aktif apa yang dikumukakan oleh guru-guru. Ia memberi kesempatan kepada guru sebanyak mungkin untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Prilaku supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah sebagai berikut:
a)      Mendengarkan
b)      Memberi penguatan
c)      Menjelaskan
d)     Menyajikan
e)      Memecahkan masalah
3.      Pendekatan kolaboratif
Yang di maksud pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan derektif dan non- direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Pendekatan ini berdasarkan pada psikologi mognitif. Prilaku supervisor adalah sebagai berikut:
a)      Menyajikan
b)      Menjelaskan
c)      Mendengarkan
d)     Memecahkan masalah
e)      Negosiasi
C.    Teknik-teknik supervisi pendidikan
Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat (device) dan teknik supervisi.
Umumnya alat dan teknk supervisi dapat di bedakan dalam dua macam alat/teknik. (John Minor Gwyn, 1963: 326-327). Teknik yangbersifat individual, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru secara individual dan teknik yang bersifat kelompok, yaitu teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang.
1.      Supervisi yang bersifat individual
a)      Perkunjungan kelas
b)      Observasi kelas
c)      Percakapan pribadi
d)     Inter-visitasi
e)      Penyeleksi sebagai sumber materi untuk mengajar
f)       Menilai diri sendiri
2.      Teknik supervisi yang bersifat kelompok
Yang dimaksud dengan teknik-teknik supervisi kelompok ialah, teknik-teknik yang digunakan itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
1)      Pertemuan Orientasi bagi guru baru (0rientation meeting for new teacher)
Pertemuan itu ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengajar guru-guru untuk untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi juga seluruh staf guru.
2)      Panita penyelenggara
Suatu kegiatan bersama biasany perlu diorganisasikan. Untuk mengorgansasi suatu tugas bersama ditunjuk beberapa orang penanggung jawab pelaksana. Para pelaksana yang dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas kita sebut panitia penyelanggara. Panitia ini dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah kepadanya. Banyak mendapat pengalaman dalam mengerti cara dalam usaha mencapai tujuan, pengalaman dalam mengerti cara kerjasama dengan orang lain, pengalaman yang berhubungan dengan tugas yang di bebankan. Berdasarkan pengalaman pengalaman itu guru-guru dapat bertambah dan bertumbuh dalam profesi mengajarnya.
3)      Rapat guru
Rapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat dari sifatnya, jenis kegiatannya, tujuan maupun orang-orang yang menghadirinya. Pada uraian iniakan di bahas rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi belajar dan mengajar.










BAB IV
USAHA-USAHAMEMBINA DAN
 MENGEMBANGKAN POTENSI
 SUMBER DAYA GURU DALAM
PROFESI MENGAJAR

Bab ini menbahas usaha-usaha membina dan mengembangkan potensi sember daya guru dalam profesi mengajar. Pokok-pokok masalah yang di bahas antara lain:
A.    Masalah-masalah umum yang di hadapi dalam tugas mengajar dan mendidik
Supervisi yang diberikan kepada guru-guru dalam tugas mengajar dan mendidik sampai ini masih bersifat umum. Oleh karena itu supervisi yang diberikan disebut supervisi yang umum (general supervision). Yang dibicarakan mennyangkut masalah kegiatan belajar mengajar yang bersifat umum.
1.      Membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum dari pusat kedalam bahasa belajar mengajar.
Yang dimaksud dengan kurikulum ialah sejumlah pengalaman belajar yang dirancangkan di bawah tanggung jawab sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan. Pengalaman belajar dan kegiatan belajar serta pokok-pokok bahasan biasanya merupakan garis-garis besar program pengajaran, disingkat GBPP. Kurikulum yang kita kenal sampai saat ini adalah kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, dan mungkin akan ada kurikulum yang baru yang akan diberlakukan pada masa reformasi ini.
Sejak tahun 1975, kita telah memperoleh pengalaman dalam pelaksanaan kurikulum ditingkat pendidikan dasar dan menengah umum. Dalam melaksanakan kurikulum 1975, yang disusun dengan pedoman pelaksanaan yang lengkap, kita dapat mencatat beberapa pengalaman berharga. Misalnya kurikulum 1975 menganut pendekatan sistem yang disebut PPSI (prosedur pengembangan sistem instruksional) dan berorientasi pada tujuan. Guru-guru dilatih dan dibina dalam memlih pokok-pokok bahasan yang akan di ajarkan dan dibiasakan untuk menyusus satuan pelajaran.
2.      Membantu guru dalam meningkatkan program belajar mengajar.
Usaha meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, perlu pemahaman ulang, mengajar tidak sekedar mengkomunikasikan pengetahuan agar dikutahui subjek didik, tetapi mengajar harus diartikan menolong si pelajar agar dapat belajar. Mengajar berarti usaha menolong si pelajar agar mampu memahami konsep-konsep dan dapat menerapkan konsep yang dipahami. Selain itu mengajar harus dipersiapkan dengan baik. Guru perlu menyediakan waktu untuk mengadakan persiapan yang matang termasuk persiapan batin. Guru-guru dimotivasi agar selalu berusaha untuk merancangka apa yang akan disajikan . mempersiapkan dri agar tampil dalam mengajar dan menilai dengan tepat serta bertanggung jawab atas tugas mengajarnya.
B.     Masalah-Masalah Umum Yang Di Hadapi Guru
Yang dibahas dalam hal in ialah:
1.      Kesulitan dalam mengjarkan bidang studi.
2.      Masalah pribadi yang berperaruh terhadap semangat kerja guru.
3.      Masalah yang dihadapi pada tiap jenjang sekolah SD, SLTP, DAN SMU.

1.      Membantu guru dalam menghadapi kesulitan dalam mengajarkan bidang studi.
Menghadapi masalah khusus seperti ini kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor dapat menggunakan orang sumber (resource person). Orang sumber itu boleh seorang guru kunci (key teacher) yang sudah dibina di tingkat nasional atau orang sumber dari perguruan tinggi termasuk IKIP.
2.      Membantu guru dalam memecahkan masalah-masalah pribadi yang berpengaruh terhadap kualitas kerja.
Sebagai manusia biyasa guru-guru juga sering mempunyai masalah-masalah pribadi. Masalah pribadi berpengaruh besar terhadap ketenangan kerja. Perlu ketenagan sebagai syarat untuk menigkatkan prestasi kerja. Bila kebutuhan psikologis tidak memenuhi maka kurang bergairah dalam berkerja secara psikologis  apa yang diharapkan guru dan atasan langsung agar mereka bergairah. Ada delapan hal yang diharapkan guru dari atasannya menurut Kimball Wiles.
a.       Rasa aman dan hidup layak.
b.      Kondisi kerja yang menyenangkan.
c.       Rasa diikut sertakan.
d.      Perlakuan yang wajar dan jujur.
e.       Rasa mampu
f.       Pengakuan dan penghargaan atas prestasi
g.      Ikut ambil bagian dalam pembentukan kebijakan sekolah
h.      Memperoleh kesempatan untuk mempertahankan self respect
3.      Membantu guru dalam memecahkan masalah khusus di tiap tingkat mulai dari SD sampai di SMU
1.      seperti yang dihadapkan Gwyn di sekolah dasar di Indonesia pun mengalami masalah yang sama. Yang menjadikan masalah di tingakat SD ialah bagaimana meletakkan dasar pemahaman konsep tentang apa dalam bahasa inggris disebut, three R/s, yang mencakup reading(membaca), writing(menulis), dan aritmatika(matematika).
2.      Masalah yang dihadapi di tingkat SLTP
Disamping mengalam kesulitan dalam menguasahi konsep bidang tertentu seperti ilmu-ilmu eksakta, juga kesulitan dalam bahasa asing. Selain penguasaan bidang studi tersebut juga kesulitan mengahadapi siswa SLTP yang berada pada umur pra-remaja dan saat akan memasuki usia remaja.
3.      Masalah yang dihadapi siswa SMU.
Yang menjadi masalah ialah mempersiapkan mereka untuk masuk dalam dunia perguruan tinggi. Siswa SMU memusatkan diri untuk masuk perguruan tinggi. Yang di persiapkan ialah untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar