Kamis, 08 Maret 2012

KORELASI AL QUR’AN DAN AL HADITS DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MODERN


KORELASI AL QUR’AN DAN AL HADITS DALAM TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MODERN

A.    PENDAHULUAN
sejak awal kehidupan manusia di planet ini, manusia selalu berusaha untuk memahami Alam, tempatnya sendiri dalam skema Penciptaan dan Tujuan dari Hidup itu sendiri. Dalam pencarian Kebenaran, mencakup berabad-abad dan peradaban yang beragam, agama telah membentuk kehidupan manusia dan ditentukan untuk sebagian besar, jalannya sejarah.
Sementara beberapa agama memiliki didasarkan pada buku, diklaim oleh penganut mereka untuk diilhami ilahi, lain telah mengandalkan hanya pada pengalaman manusia. Al-Qur’an, sumber utama iman Islam, adalah sebuah buku diyakini oleh Muslim, untuk menjadi asal benar-benar Ilahi. Muslim juga percaya bahwa berisi panduan bagi seluruh umat manusia.
Karena pesan dari Al-Qur’an adalah diyakini untuk semua waktu, itu harus relevan dengan setiap usia. Apakah Qur’an lulus tes ini? Dalam buku ini, saya berniat untuk memberikan analisis obyektif keyakinan Islam tentang asal al-Quran Ilahi, dalam terang didirikan penemuan-penemuan ilmiah. Ada waktu, dalam sejarah peradaban dunia, ketika ‘keajaiban’, atau apa yang dianggap mukjizat, didahulukan atas alas an manusia dan logika.
Tapi bagaimana kita mendefinisikan istilah ‘mukjizat’? Sebuah keajaiban adalah sesuatu yang berlangsung dari normal hidup dan umat manusia yang tidak memiliki penjelasan. Namun, kita harus berhati-hati sebelum kita menerima sesuatu sebagai keajaiban. Sebuah artikel di “The Times of India di Mumbai, pada tahun 1993 melaporkan” bahwa suci ‘dengan nama’ Pilot Baba mengklaim telah tinggal terus menerus tenggelam di bawah air di tangki selama tiga hari berturut-turut dan malam. Namun, wartawan ketika ingin memeriksa dasar tangki air di mana ia mengaku telah melakukan ini ‘ajaib’ cinta, ia menolak untuk membiarkan mereka melakukannya.
Dia berargumen dengan meminta untuk bagaimana seseorang bisa memeriksa rahim seorang ibu yang melahirkan seorang anak. The ‘Baba’ menyembunyikan sesuatu. Itu adalah gimmick hanya untuk mendapatkan publisitas Tentunya, tidak ada manusia modern.
Sukar untuk dibayangkan manusia modern hidup tanpa menggunakan produk-produk sains dan teknologi. Keperluan hidup harian manusia modern mulai dari makan, minum, tidur, tempat tinggal, tempat bekerja, alat-alat transportasi, sampai alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan,kesehatan dan semua aspek kehidupan manusia tidak terlepas daripada menggunakan produk sains dan teknologi.
Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan tamadun atau peradaban material manusia. Penemuan-penemuan sains dan teknologi telah memberikan bermacam-macam kemudahan pada manusia. Alasan inilah yang melatar belakangi kami untuk menulis makalah berjudul seni dan iptek menurut kajian islam. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Agama dan Etika Islam kami. Untuk penjelasan lebih lanjut akan kami bahas dalam bab-bab selanjutnya.

B.PENGERTIAN AL-QUR’AN
Mempelajari Al-Qur’an hukumnya adalah fardhu kifayah, namun untuk membacanya memakai ilmu tajwid secara baik dan benar merupakan fardhu’ Ain, kalau terjadi kesalahan dalam membaca Al- Qur’an maka termasuk dosa. Untuk menghindari dari dosa tersebut, kita dituntut untuk selalu belajar Al-Qur’an pada ahlinya. Di sisi lain, kalau kita membaca Al-Qur’an tidak mempunyai dasar riwayat yang jelas dan sempurna, maka bacaan kita dianggap kurang utama, bahkan bisa tidak sah yang kita baca itu.101 Dalam hal ini, perlu dijelaskan dalil-dalil tentang pentingnya mempelajari (belajar) Al-Qur’an dan mengajarkannya. Diantaranya adalah firman Allah,
   




Artinya: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya”. (Qs. al- Maidah:67)102

Dalam konteks ini, yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa adalah prestasi membaca Al-Qur’an siswa SMA melalui sejumlah materi tes membaca Al-Qur’an yang dilakukan secara one by one oleh guru.  Al-Qur’anul Karim adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah SAW, termasuk ibadah bagi orang yang membacanya, dibatasi oleh beberapa surrah, orang orang yang memindahkan bacaannya kepada kita merupakan pemindahan bacaan yang mutawatir (bersambung sanadnya sampai Rasululullah).
 Al-Qur’anul Karim ini adalah kitab yang jelas, pembeda antara yang hak (benar) dan yang batil (tidak benar), yang diturunkan dari Yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji, yang merupakan mukjizat kekal selama-lamanya yang berlaku untuk semua zaman dari masa (waktu), yang diwariskan Allah kepada bumi dan orang-orang yang ada di dalamnya. Menurut Ash Shabuniy dalam Study Ilmu Al-Qur’an, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingnya (mukjizat) diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril Alaihis Salam dimulai surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan An-Naas, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah.
 Manna Khalil Al-Qattan dalam Study Ilmu-ilmu Qur’an, menyatakan Al-Qur’an adalah Kalam atau firman yang diturunkan Kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah. Jika dilihat dari definisi Al-Qur’an yang diungkapkan oleh tokoh di atas, nampak saling melengkapi antara satu sama lainnya tanpa mengurangi perbedaan tersebut. Al-Qur’an tersebut terdiri atas 114 surat dengan jumlah ayat sebanyak 6251 ayat. Ayar-ayat yang turun sebelum Nabi Hijrah di sebut Makiyyah yang meliputi sekitar dua pertiga dari keseluruhan surat Al- Qur’an. Sementara ayat ayat yang turun setelah Nabi Hijrah ke Madinah

C.     PENGERTIAN HADITS

Kata "Hadits" atau al-hadits menurut bahasa berarti al-jadid (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadim (sesuatu yang lama). Kata hadits juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Kata jamaknya, ialah al-hadist.
Secara terminologi, ahli hadits dan ahli ushul berbeda pendapat dalam  memberikan pengertian hadits. Di kalangan ulama hadits sendiri ada juga beberapa definisi yang antara satu sama lain agak berbeda. Ada yang mendefinisikan hadits, adalah :  "Segala perkataan Nabi SAW, perbuatan, dan hal ihwalnya". Ulama hadits menerangkan bahwa yang termasuk "hal ihwal", ialah segala pemberitaan tentang Nabi SAW, seperti yang berkaitan dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebiasaan-kebiasaanya. Ulama ahli hadits yang lain merumuskan pengertian hadits dengan :
"Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifatnya".
            Ulama hadits yang lain juga mendefiniskan hadits sebagai berikut : "Sesuatu yang didasarkan kepada Nabi SAW. baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifatnya".
           Dari ketiga pengertian tersebut, ada kesamaan dan perbedaan para ahli hadits
dalam mendefinisikan hadits. Kasamaan dalam mendefinisikan hadits ialah
hadits dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik perkataan maupun perbuatan. Sedangkan perbedaan mereka terletak pada penyebutan terakhir dari perumusan definisi hadits. Ada ahli hadits yang menyebut hal ihwal atau sifat Nabi sebagai komponen hadits, ada yang tidak menyebut. Kemudian ada ahli hadits yang menyebut taqrir Nabi secara eksplisit sebagai komponen dari bentuk-bentuk hadits, tetapi ada juga yang memasukkannya secara implisit ke dalam aqwal atau afal-nya.
         Sedangkan ulama Ushul, mendefinisikan hadits sebagai berikut :
"Segala perkataan Nabi SAW. yang dapat dijadikan dalil untuk penetapan hukum syara".
Berdasarkan rumusan definisi hadits baik dari ahli hadits maupun ahli ushul, terdapat persamaan yaitu ; "memberikan definisi yang terbatas pada sesuatu yang disandarkan kepada Rasul SAW, tanpa menyinggung-nyinggung prilaku dan ucapan shabat atau tabiin. Perbedaan mereka terletak pada cakupan definisinya. Definisi dari ahli hadits mencakup segala sesuatu yang disandarkan atau bersumber dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, dan taqrir. Sedangkan cakupan definisi hadits ahli ushul hanya menyangkut aspek perkataan Nabi saja yang bisa dijadikan dalil untuk menetapkan hukum syara

D.    DEFINISI TEKNOLOGI
Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai dikenal sebelum sains dan teknik.
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun jika pada kenyataannya teknologi malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu Pengetahuan?
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi. Teknologi didefinisikan sebagai paduan sempurna antara ilmu (science), rekayasa (engineering), seni (art), dan ekonomi.
Dalam dunia ekonomi, teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.

1.  Teknologi Menurut Islam
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia di dunia inimanusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di akhirat punmanusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di akhirat,manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita mesti menuntut ilmu, baikilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawakebahagiaan di akhirat. Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntutilmu ini. Rasulullah SAW pernah bersabda:
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.

Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka waktu tertentu, ia mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad.Ini diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya :
Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad

Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari. Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-angan manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telpon, hand phone, faksimili, internet, dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh duniadalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi,perkembangan dalam bidang lainpun seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lainlain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material atau lahiriah manusia.
Allah berfirman dalam Al Qur’an yang maksudnya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi sertasilih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda(Kebesaran Allah) bagi kalangan ulul albab. Yaitu merekayang hatinya selalu bersama Allah di waktu berdiri, dudukdan dalam keadaan berbaring dan memikirkan tentangpenciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami,tidaklah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia,Maha Suci Engkau, maka perliharalah kami dari azabneraka.(QS Al Imron 190-191)

Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan kebesaran, kehebatan dan keagunganNya.Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Mahahebat lagi Allah yang menciptakannya.


E.PENUTUP
1.  Kesimpulan
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta berdasarkan niat dan tujuan dari si pencipta teknologi tersebut. Bila sebuah teknologi dapat diciptakan dengan tujuan yang baik, maka tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Sehingga teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu dalam menganalisis dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari teknologi tersebut.

2.  Saran
v  Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk mampu memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi tersebut.
v  Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak menimbulkan kerusakan bagi ligkungan sekitar, atau dengan kata lain, lingkungan di mana populasi-populasi berada.
v  Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT, diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan koridor-koridor Islam, sehingga tidak menjadi suatu yang mudharat.
v  Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu yang disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik dari segi proses penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain sebagainya.